Menatap fenomena alam terkini, untuk memutuskan sesuatu sebagai jawaban, tantangan di masa depan. Mengenal waktu dan mengenal jaman adalah hal
yang penting untuk menentukan kemana seseorang harus melangkah. Terkadang
tantangan hari ini berbeda dengan tantangan dihari esok.
Pengantar Abu Bakar bin Gani
Cerita Oleh Anselmus Masan Rumat.
![]() |
Abu Bakar bin Gani lagi santai dalam ruang kerjanya. Berkarya dimulai dari dalam diri sendiri, Itu nilai yang diperoleh dari beliau. Foto oleh Anselmus Masan Rumat (Juli 2018). |
“Ayah saya seorang peternak.
Dunia saya semenjak kecil adalah beternak. Dan sampai sekarang saya masih
bergelut dalam dunia peternakan”, kata Abu Bakar Bin Gani, kepala pengurus ladang
pusat peternakan ruminan tenusu keningau. Dia mengaku dari kecil sudah belajar
susah dan selalu membantu orang tuanya untuk mencari uang. Dia mengatakan hal itu
yang membuat dia semakin tegar.
Setelah lulus di Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK sebutan sekolah di Malaysia), Abu bakar Gani melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. University orang setempat menyebutnya. Abu
Bakar bin Gani pertama kali duduk dibangku kuliah pada tahun 1987. Fakultas Peternakan Universitas Pertanian di Kuala Lumpur adalah tempat
pilihannya untuk menimbah ilmu. Lulus membutuhkan waktu 3 tahun lebih dengan gelar diploma 3 kesehatan hewan dan
peternakan.
"Pak cik saya mengarahkan saya
untuk mengambil jurusan peternakan", kata Abu Bakar. Dia melanjutkan, waktu itu
pak ciknya menjabat sebagai Pengarah Pengurus Ladang di office veterinary. pak ciknnya mencoba memberi pandangan.
Masa kuliahnya dihiasai dengan beasiswa Kerajaan Negeri Sabah. (Sabah adalah salah satu Negara bagian di kerajaan
Malaysia). Tahun demi tahun dia lalui
dengan mulus. Tiba saatnya praktek, dia memilih praktek di salah salah satu
office veterinary, di daerah Keningau, Sabah Malaysia. Keningau merupakan pekan
atau kota kecil di wilayah negara bagian Sabah, jika di Indonesia disebut kota
kabupaten. Beliau melakukan praktek selama 6 bulan di office Pusat Peternakan
Ruminan Tenusu keningau.
Masa praktek dia lewati dengan
seksama. Abu Bakar kemudian mulai meniti karir pekerjaan pertama di pusat peternakan ruminan tenusu keningau (Tempat Prateknya red). Pertama beliau bekerja sebagai Pegawai Penolong Pengurus Ladang 1992 di Keningau.
Terbuai dalam cerita perjalanan
pendidikan. Abu Bakar kemudian menceritakan tentang dunia pekerjaan saat ini. Di dalam
ruangan 4x4 meter itu, Pria kelahiran Sabah itu mengatakan, Lapangan pekerjaan membutuhkan
kepandaian ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah. Bapak pengurus ladang itu, mengatakan kepandaian
harus diikuti dengan kekuatan diri, dalam hal keimanan.
“membaca peluang yang ada adalah salah satu jalan bagaimana seseorang
bisa hidup” kata pria separuh tua itu.
![]() | ||
Tokoh Abu Bakar bin Gani. Fenomena yang bisa menjadi bahan keputusan. Foto Oleh Anselmus Masan Rumat (Juli 2018). |
Sejumlah tahun Abu Bakar
melakukan pekerjaan itu dengan mengalir apa adanya. Masalah dan Pengalaman yang dialami
selama bekerja kemudian dia jadikan sebagai fondasi yang tepat dalam
memutuskan untuk menata hidup selanjutnya. Pengalaman dan tantangan kembali membawahnya
mengenyam pendidikan di dunia Universitas.
Waktu itu, Abu Bakar tertarik menjadi pegawai penyidik (reseach office). Akhirnya, Abu bakar gani memutuskan mengambil bidang
studi Science Biologi. 5 tahun (2000-2005) belajar dan akhirnya mendapat ijasah
sarjana muda di University Science Malaysia.
“waktu itu kerja sambil kuliah, di ujung minggu saya pakai untuk kuliah” kata Pria asal sabah itu dia
melanjutkan, dia kuliah lagi selama 5 tahun dan setiap 1 tahun dia dan pelajar
lainnya harus ke Kuala Lumpur untuk kuliah amali. 5 tahun kuliah, akhirnya Abu Bakar lulus. Setelah
lulus dia kemudian bekerja lagi pada Jabatan (office) Cita citanyaa yaitu sebagai Pegawai Penyelidik.
Pandangan Abu Bakar pada para stafnya.
Lahir sebagai anak kampung
membuat Abu Bakar Gani tidak lupa diri. Dia selalu bersikap ramah kepada teman
temannya pada saat masih di dunia perkuliahan. Pengalaman dan karakter yang
terbentuk di dirinya dari kampung terus
ia pegang teguh. Tidak hanya di dunia perkuliah namun karakter kepepimpin dia
bawahkan juga ke dunia pekerjaan.
Jiwa kepemimpinan dibutuhkan
dunia pekerjaan. Abu bakar gani menceritakan sebagai pemimpin dia tidak memaksa
staf dan kariawannya untuk bekerja terlalu paksa. Mereka di control dan di
bombing dan diberi pelatihan sebelum bekerja.
“Saya dulu kan pernah jadi staf
dan kariawan biasa juga jadi saya tau betul kehidupan seperti itu”, katanya
dengan sinar matanya mengenang masa lalu. Beragam sejarah pekerjaan Beliau jalani. Mulai
dari satu wilayah bagian sabah telah dia keliling untuk bertugas dari satu
tempat ke tempat lain.
Saat ini tantangan yang
dialaminya adalah kurangnya memanage waktu. Pria pengurus ladang itu pernah kuliah s2
namun akhirnya terhenti seketika karena tugas yang diembani sebagai kepala
kantor membutuhkan waktu lebih banyak. Namun diakhir pembicaraan, dia
menuturkan harapannya, suatu hari dia akan melanjutkan pendidikan S2 (Master) nya.
Dalam ruang lantai dua itu Abu
Bakar bin Gani menceritakan strategi hidupnya. Senjata yang ia gunakan dalam
mengarungi lautan kehidupan baik di
pendidikan, pekerjaan dan dunia bersosial terhadap sesamanya adalah
sabar, kejujuran dan terus bersyukur kepada Tuhan Sang Pemberi Hidup.
Level pendidikan memberi peluang
pekerjaan tersendiri. Abu Bakar Gani menceritakan potret pengaruh pendidikan
terhadap lapangan pekerjaan. Dia menceritakan bahwa lulusann sarjana 1 sudah
terlalu banyak. hal ini kemudian memberikan kompetisi yang begitu ketat untuk
mendapat pekerjaan.
“Jika masih semangat belajar
teruslah belajar sampai s2”pesan Abu Bakar Gani.
Beberapa point penting tidak lupa Abu Bakar sampaikan di dalam ruang kerja itu. Poin yang disampaikannya
berdasar pada pengalaman dan fenomena yang
dia lihat selama puluhan tahun berkarir dalam hubungan manusia dengan manusia.
Bagi Abu Bakar bekerja di
kerajaan ada dua yang di kejar yaitu : pertama status jabatan dan kedua gaji.
jabatan tinggi belum tentu gaji besar kata ketua pengurus ladang tersebut. Kerja sendiri jabatan tetap tapi gaji besar.
Alasan logis pun tidak luput
dalam obrolan. Dia menyarankan, kejarlah ilmu setinggi mungkin. Boleh tahanlah. Umur masih
muda. Itu pesan beliau dalam ruang kerjanya 4x4
meter itu.
Sederet untaian kalimat kemudian
sengaja digunakan untuk mengakhiri tulisan ini
![]() |
Abu Bakar bin Gani memberi pengarahan kepada staf dan mahasiswa praktikal. Pemimpin adalah membimbing. Itulah pelajaran untuk bisa di pahami. Foto Oleh Anselmus Masan Rumat (Juli 2018). |
Setiap orang bisa memiliki mimpi.
Namun terkadang mimpi datang dalam bentuk peluang. Mimpi bisa berubah
mengikuti perubahan waktu yang terjadi setiap saat.
Nasib bukanlah sesuatu yang
lumrah.
Tapi nasib bisa menjadi penolong jika dia berwujud nyata.
menjadi sahabat karib yang terus bergandengan tangan. Tidak menoleh
perbedaan terhadap hal yang memang harus tidak diperdebatkan.
Jadi pintar pintarlah baca peluang. Peluang adalah sahabat. Peluang
adalah kesempatan. Peluang adalah syukuran.
Karena peluang bisa membawahmu terbang tinggi dalam jiwa yang bebas. Kisah
nyata seorang pejuang peluang yang pernah saya temui. Luar biasa.
Semoga ada inspirasi baru dan bisa termotivasi.
Oleh Anselmus Masan Rumat.
Comments
Post a Comment