Seorang wanita separuh
tua menghampiri Dion, actor clean beach di
pantai seminyak bali.
“Kamu
masih ingat saya?”, tanya wanita tourist asing itu.
“Maaf
saya sedikit lupa”, kata Dion.
“sebelumnya,
setahun lalu saya pernah ke sini dan kita pernah bertemu”tandas
wanita itu.
Dion terdiam sejenak.
beberapa waktu kemudian
“O
iya saya masih ingat”, tandas Dion,
Cerita Oleh Anselmus
Masan Rumat.
Foto oleh Dion

“Kali ini saya berlibur
bersama keluarga, bersama suami saya dan beberapa orang anak saya”, kata wanita
itu sambil menunjuk di salah satu bagian pantai seminyak.
Merupakan secuil
dialog, antara seorang actor clean beach bernama
Dion dan tamunya (wisatawan) di pantai Seminyak,
Bali. Seminyak adalah sebuah pantai yang terletak di bagian selatan pulau Bali.
Pantai ini disebut sebut merupakan salah satu destinasi unggulan di Bali.
pantai yang juga sekaligus menjadi Surga pada wisatawan yang merayakan tahun
baru di Bali.
29 desember 2018 langit
tampak mendung. Namun suasana itu tidak menghalang agenda saya yaitu mau
bersilahturahmi dengan kawan lama di pantai seminyak di selatan Bali. sekitar
kurang lebih 9 menit dari jarak tujuan, saya melewati dan melihat begitu ramai
wajah tourist asing dari berbagai Negara. Beragam ekspresi ditemukan di tempat
ini, mulai dari teriakan, ekspresi kasar saat menunggang sepeda motor,
berpakain khas bule, tidak berbaju, dan masih banyak lagi eskpresi unik lainnya.
Setelah bebas dari
kemacetan suasana itu, Saya kemudian di jemput Steven, pada salah satu titik, masih
di daerah Seminyak. Steven adalah teman sekolah sewaktu masih SMP. Tak menunggu
lama, kami kemudian bergerak dan memilih bersantai di pantai seminyak. Di sana
saya bertemu dengan beberapa teman lagi, ada Sabon, Dion dan Kornelis. Waktu
itu sekitar pukul 16:00 WIB. Selain silahturahmi bersama teman lama, tujuan
lain saya adalah ingin mengabadikan moment, yang tidak lain adalah mengabadikan
pemandangan di pantai seminyak (sunset). Namun, niat yang satu ini terhalang
karena langit seminyak di sore itu tampak mendung. Apa mau dikata rahasia alam
siapa yang tau apalagi saat itu adalah musim hujan.
Steven, Sabon,
Kornelis, dan Dion. Mereka adalah pemuda desa yang memilih Bali sebagai tempat
untuk mengaduh nasib. Mereka bekerja di tempat yang berbeda satu sama lain, namun
jarak tempat kerja mereka tidak jauh, bahkan jika diakses dengan jalan kaki. Hal
inilah yang kemudian membuat mereka sering bersama menghabiskan hari ketika
sudah pulang kerja. Steven dan Sabon bekerja di salah satu hotel, masih di
seminyak. Kornelis bekerja di restoran dan Dion sebagai actor clean beach di seminyak.
“Pantai Seminyak. Di
sini tempat kami bersantai ketika sudah jam pulang dari pekerjaan”, kata Steven
setelah kami tiba di pantai seminyak sore itu. Di pantai inilah Dion bekerja
sebagai predikat clean beach. setelah
beberapa saat bercengkrama di pantai itu, saat matahari menyembunyikan dirinya
dibalik lautan yang luas, kami bergerak ke tempat sewaan (kos) mereka, sekitar
1-2 KM dari pantai seminyak.
Di sini di tempat ini,
Dion menuang kisah hidupnya dalam secangkir teh sore. Sambil menikmati teh sore dan
mencicipi gorengan tempe, Dion mulai menuturkan adegan kehidupnya selama
mengaduh nasib di Bali.
Dion merupakan pemuda
desa. Setelah taman dari SMA Lamaholot Adonara, Dion memilih ke bali, sebuah
kota yang dipercaya mengubah haluan hidupnya menjadi lebih baik. Niat tulusnya
di restui oleh orang tua. Akhirnya pada tahun 2017, Dion berangkat ke bali
bersama seorang temannya.
Bermodal dengan salah
satu kenalan di Bali, Dion bersama seorang temannya langsung ke bali. beberapa
hari sesudah tiba di bumi dewata dia langsung melamar di salah satu pekerjaan
dan langsung diberi pekerjaan. Bekerja dengan upah minimum tidak masalah bagi
dia. Yang penting ada pendapatan, kelak abis bulan. Begitu pikirnya.
Namun Dion hanya
bekerja beberapa waktu saja ditempat itu dan akhirnya pindah bekerja di lain
tempat yang berbeda. Selama beberapa bulan bekerja di sini (di tempat
baru), Dion kemudian meminta berhenti
karena banyak sifat iri dan ketidaksukaan dari pekerja lain yang ditujukan pada
dirinya.
“Tidak
apa apa ibu, di luar sana masih ada yang membutuhkan tenaga saya” balas
Dion pada sebuah pertemuan, dirinya bersama Supervisor di tempat kerja lamanya.
Dion yang beriming
iming ingin bekerja kini malah menikmati hidup yang sebaliknya yaitu menjadi
penganggur selama 1 bulan lebih (kurang dari 2 bulan). Namun seiring dengan
berjalannya waktu, Nasip seakan tidak ingin melepas Dion untuk berlarut dalam
hidup tanpa pekerjaan. Akhirnya suatu ketika Dion diberi pekerjaan menjaga
konter, pemiliknya berasal dari masih satu daerah yang sama. Ini merupakan
salah satu contoh solidaritas kekeluargaan yang masih dipegang terus dari
kampung halamannya tidak membuat luntur perasaan itu ketika hidup di perkotaan.
Selama menganggur, Dion
mengaku, sehari kadang perutnya hanya diganjal dengan sepotong roti dengan ukuran
sekepal telapak tangan pelenglap air seteguk air mineral sebagai pendorong dan penghilang
dahaga. Namun, Niat dan sifat tak pantang menyerahlah yang membuat Dion terus
bertahan di pulau Dewata. Sekali lagi kehidupan seperti itu tidak membuat Dion
utnuk menyerah menjadi hidup lebih baik di pulau buruan wisatawan asing
tersebut.
Suatu
ketika dion mendapat pekerjaan lain. Langit sore di pantai
seminyak itu mulai menunjukan degradasi merah kekuningan. Pemandangan ini
seakan membawah angin segar bagi Dion yang sedang bersantai dengan temannya. Seakan
nasip tidak ingin melepas dirinya untuk berlarut lama dalam hidup dengan
predikat penganggur.
Cerita itu bermula Dion
bersama seorang temannya sedang menikmati senja di pantai itu (Seminyak red). Tiba-tiba seorang pemilik
kursi (Sun bed) menghampiri mereka
dan meminta bantuan mengangkat kursinya (pemilik kursi punya kariawan tapi
hampir 4 bulan tidak masuk karena satu dan lain hal). Bermula dari pertemuan
yang tidak disengaja antara Dion dan pemilik kursi itu, diplomasi pekerjaan
mulai dibincang dan Dion resmi bekerja esoknya harinya.
Dion bekerja di tempat
(pantai Seminyak red) itu hingga kini. Makan minum sehari harinya adalah
bergaul dengan turis lokal maupun manca negara. Dengan Bahasa inggrisnya pun
telah fasih karena tlah dibentuk selama dua tahun. Dion bekerja dengan predikat
Clean beach di pantai seminyak bali.
Sebuah pantai terbaik (dari 14 destinasi lain di dunia) di mata wisatawan dunia
menurut tripadvisor.com. Selain berpredikat sebagai Clean beach, dia juga ikut mendamping wisatawan yang mau berselancar
atau surfing.
Sudah dua tahun Dion
bekerja di pantai selatan Bali itu. Bekerja dengan gaji yang cukup kini Dion
bergabung dan telah menjadi anggota dalam sebuah asuransi untuk yang bergerak
untuk perbaikan taraf kesehatan dan pendidikan di masa depan.
Teh sore itu telah
mencapai dasar cangkir. Kami bersiap dan mulai menesuri dan menikmati malamnya
Seminyak. Di atas sepeda motor Vario berplat DK itu, Sabon menyampaikan
penilaian terhadap Dion.
“saya
cukup salut pada Dion,”kata Sabon
“Dion
orangnya penyabar dan tenang” Penilaian kornelis
salah seorang teman yang Dion di salah satu tempat yang berbeda, masih dari
Seminyak.
Ada pesan khusus kisah
ini menutup kisah sederhana ini.
Kamu
adalah hidupmu. Bertanggung jawablah atas dirimu.
Suasana
dan keadaan bisa memberimu nasip. Jadi pintar pintar menyadari itu.
Jika
hidup di perantauan, perbanyaklah bergaulan. Tapi ingat tujuan awal.
Merantaulah yang lebih baik.
Merantau hari ini untuk masa depan.
Merantau
memberi kesempatan untuk berpikir dan intropeksi diri...
Comments
Post a Comment