Arak Bali dan Sunset

Menyiapkan SDM untuk kembali menjadi pemain di daerah sendiri bukan menjadi penonton. Sebuah pesan istimewa dari pantai Ku De Ta, Bali.

Cerita oleh Anselmus Masan Rumat.
Hari liburan tiba. pare kampung inggris tampak lebih sepi dari biasanya. Orang-orang berbondong dengan segala perlengkapan dan barang sungguh bervariasi. Mereka kemudian bergerak ke stasiun pare. Satu persatu telah menyelesaikan tugas mereka yaitu khursus bahasa inggris. Bandung, Jakarta, beberapa daerah di jawa, kalimantan, ambon, sumatera dan beberapa daerah lain di Indonesia merupakan daerah yang tujuan mereka. Mereka semua telah kembali dan melakukan rutinitas mereka.
Pengumuman sudah di-update di beranda website kementrian pendidikan dan kebudayaan  bahwa pelaksanaan CPNS akan di selenggarakan tanggal 18 Februari 2020. Saya bergerak ke Bali. Selain sebagai lokasi Exam CPNS, Bali kembali masih menjadi pilihan destinasi untukberlibur. Malam berganti pagi, embun pagi menyapa  saya di terminal mengwi tabanan Bali.
Saya dijemput Fatur Rahman, orang kerap memanggilnya acuy. Kami berggas ke kos swaaanya di renon denpasar utara. Saya menghabiskan beberapa hari di renon dan kemudian pindah ke nusa dua untuk bekerja di salah satu water spot. Fatur adalah salah seorang teman asrama sekaligus satu khursusan di Kampung Inggris Timur.
Genap sebulan bekerja di Nusa Dua saya bergerak ke Seminyak. Seminyak adalah salah satu daftar tujuan yang harus dikunjungi. Saya menghabiskan liburan selama sebulan di seminyak. Saya tiba di Seminyak pada sore menjelang malam. Di sini saya menghabiskan masa liburan bersama Beach Boy Seminyak, julukan bagi mereka yang bekerja di pantai, salah satunya adalah pantai seminyak.
Matahari kembali menampakan dirinya pada esok harinya. Aktivitas di pantai seminyak kembali aktif. Para Beach Boy yang tidak lain adalah pelaku pariwisata segera mempersiapkan segala persiapan vasilitas dan peralatan yang mereka miliki. Seperti, Paket lengkap sun bed, payung dan sebuah meja kecil. Selain itu ikut juga disediakan minuman seperti sprite, coca cola, beer, aqua dan kelapa muda.
Di sini para pengunjung bisa berjemur dengan di pantai dengan menyewa sun bed. Normalnya sun bed disewakan dengan harga tertentu (ratusan hingga jutaan) dalam satu jam atau beberapa jam kedepan. Tergantung negosiasi antar pemilik sun bed dan tamu. Sedangkan minuman bisa dibeli dengan harga beer bintang small 25-30 ribu / botol, air mineral botol sedang 10 ribu/, cucunot 30 ribu /buah, coca cola dan sprite masing 10 ribu /botol.
Menikmati beberapa minuman dengan pandangan ke laut yang luas memberi kenikmatan hidup tersendiri. Moment menikmati pantai memang salah satu moment paling santai yang harus dirasakan ketika ingin bersantai karena cape kerja, sekolah ataupun aktivitas lain yang menguras banyak tenaga. Ketika penat, pantai selalu menawarkan sesuatu hal untuk kesantaian hidup.
Jasa surf lesson tersedia di pantai ini. namun jika lesson harganya tentu berbeda dengan harga sewa. Jika hanya menyewa surf board normalnya 100 ribu, namun jika termasuk lesson harganya bisa beberapa kali lipat dari harga papan. Surf lesson artinya pelatihan tentang teknik tata cara diajarkan terlebih dahulu sebelum masuk ke laut.
Seminyak kali ini mempertemukan saya dengan lebih banyak orang.  Beberapa diantara Mereka adalah Temannya Dion (kisah tentang Dion setahun dion setahun yang lalu bisa di baca di Blogspot saya anzhellojournal.blogspot.com) tulisan itu saya tulis setahun yang lalu.
Matahari belum jatuh di ufuk barat. Pantai ini menawarkan banyak obrolan menarik. Apalagi jika ditemani sebotol arak Bali. Harga pas pasti banyak ide jika sebotol arak Bali sudah diputar. Alfridus Ratu salah satu Guide asal Maumere Flores. Alfridus ini sebelumnya kuliah di Denpasar dengan menggeluti jurusan Sastra Inggris. Usai kuliah pada 2009 dia kemudian mengikuti pendidikan Guide. Profesi guidenya dimulai pada tahun 2010 hingga kini.
Dari pantai kami kemudian bergerak ke kosan. Malam makin suntuk. Suasana hening di kos jalan gunung salak itu membawah kami bercerita seputar dunia pariwisata. Bergelut lama menjadi Guide membuat Alfy Ratu sedikit mengenal seluk beluk tentang perkembangan. Pariwisata, terkhususnya di Flores. Alfridus mengatakan berdasarkan salah satu web tourism internasional dikatakan bahwa pariwisata di flores termasuk dalam 3 besar destinasi di dunia untuk dikunjungi pada tahun 2020. Alfridus berkata kita harus menjadi Pelaku di tanah sendiri.
Ketika harus balik flores Adonara Dion ingin menjadi guide. Guide adalah sebuah pekejaan yang menyenangkan baginya. Karena sering juga menjadi surf guide jadi berkomunikasi dengan tamu tidak begitu masalah baginya.  Apalagi dengan guide bisa travelling ke berbagai tempat pariwisata kata Dion Di hari yang berbeda tapi masih bulan yang sama yaitu Mareth 2020.
Selain Alfy dan Dion ada Jefri. Pria asal Manggarai ini sudah beberapa tahun berprofesi sebagai beach boy di seminyak. Dalam suatu obrolan lepas di dalam kamar kosnya, pria asal manggarai ini berkata ingin punya destinasi rumah bamboo sendiri. Rumah bamboo adalah salah satu bentuk pariwisata organic dengan tetap menjaga pelestarian lingkungan. Bagaimana pariwisita itu bisa berkelanjutan itu bisa di jaga dari hal kecil. Rumah bamboo adalah satu jawaban kecil dari sekian beragaman model lainnya.
Ketika semua cita-cita mereka sudah terwujud. Lantas apa yang harus mereka lakukan selanjutnya? Pertanyaan sederhana itu mungkin bisa dijawab dengan secuil kalimat yang dihasilkan dari reaksi gelas arak Bali yang sedang melingkar di suatu sore di pantai Ku De Ta Seminyak.
Saya kemudian bertemu dengan salah satu kerabat Dion yaitu Arman Riko. Lelaki yang lebih tua diantara kami semua ini memiliki pesan khusus buat siapa saja yang ingin menjadi pelaku pariwisata di Flores yang sedang dibicarakan ini. sore itu saya dan Arman menikmati sebotol arak di pantai seminyak. banyak hal yang dibicarakan di bawah payung tempat bertduh dan ditemani rintik hujan itu. hinggal ion arak memasuki pori-pori dalam sel tubuh kami.
Obrolan kami sudah habis dilahap sang waktu dan membentuk suatu kenangan sekaligus pelajaran yang tidak bisa dibayar dengan apapun.
“Ketika kita diatas harus berani melihat ke bawah. Doa mereka anak yatim lebih tulus buat kehidupan kita”, kata Arman di bawah suatu sore yang ditemani rintik hujan sembari membasahi kerongkongan dengan segelas arak Bali.



Comments