Rasa
Setia Iman Santosa sedang santai di dalam kantor.
Foto oleh Anselmus Masan Rumat
|
Sampah
itu masalah kita bersama. Baik pemerintah maupun masyarakat harus tetap
bergandengan tangan dalam menanganinya.
Cerita Oleh
Anselmus Masan Rumat.
Foto Oleh
Aselmus Masan Rumat dan Rasa Setia Iman Santosa
Peningkatan
jumlah sampah begitu memaksa DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk menciptakan
program baru untuk menekan jumlah sampah yang berlebihan. Sebut saja, Orang-orang
DLH tidak akan pernah menyerah untuk berusaha menemukan terobosan-terobosan
baru ataupun konsep baru untuk mengatasi hal tersebut. Ada berbagai cara untuk
menangani masalah itu. salah satunya melalui edukasi pada masyarakat tentang
mengurang sampah yang baik.
Di
sebelah selatan kantor Dinas Lingkungan Hidup itu, saya bertemu dengan salah
satu Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dia yang saya temui ketika itu tengah makan
siang pada jam istirahat pukul 11:00 WIB. Tingginya kira-kira 130 cm. Pancaran
mata dan kerutan di wajahnya menerangkan bahwa ia telah melahap berbagai pengalaman
hidup yang sudah dia lakukan dan dia rasakan semasa hidupnya.
Beliau
adalah Rasa Setia Iman Santosa. Begitu nama lengkapnya. Beliau merupakan
pegawai di DLH (Dinas Lingkungan Hidup)
terkhususnya di bidang pengurang sampah. Pria lulusan UII ini dipercaya sebagai
kepala seksi pengurangan sampah sejak awal 2017. Kini dirinya tengah konsen
pada pembuatan kompos dari limbah rumah tangga terkhusunya di daerah Nitikan. Tepat
di nitikan ada Wedu atau TPS (Tempat Pembuangan Sampah). Nitikan
adalah daerah yang dijadikan sebagai tempat membuat kompos. Nitikan memiliki
sebutan khusus yaitu “Rumah Kompos”.
Waktu
berlalu tak terhitung. Yang jelas bahwa hari sudah semakin siang. Tapi panas
siang itu tidak menghalangi semangatnya untuk terus bercerita tentang aktivitas
kompos yang kini sedang dia tekuni.
Roso.
Begitu nama panggilannya, mulai menekuni pekerjaan itu pada bulan januari 2017.
Beliau mengaku dia dibantu oleh para teknisinya dalam mewujudkan impian mereka
tersebut yaitu mengurang sampah dengan memanfaatkan limbah organic menjadi
pupuk kompok. Dia menuturkan hasil pupuk yang dibuat mengikuti
SNI (Standar Nasional Indonesia).
Roso
mengatakan bahwa, Proses pembuatan kompos dengan memanfaatkan sampah oragnik
yang salah satunya adalah dedaunan. Mulanya
daun-daun tersebut dipotong kira kira 15 cm, dimasukan ke dalam wadah dan
di tambah agen pengurai seperti EM4 dan tetes tebu (pengurai selulosa menjadi
bahan yang lebih sederhana). Hasil kompos yang jadi adalah ¼ dari jumlah total
limbah dengan membutuhkan waktu minimal 1 bulan tapi lebih dari satu bulan
lebih bagus. Jadi jika 100 kg maka hasil komposnya adalah 25 kg. selain
membutuhkan bahan untuk membuat kompos namun suhu juga yang diperhatikan yaitu
suhu yang digunakan sekitar 400 C- 700 C.
![]() |
Hasil Kompos
yang sudah halus siap untuk di kemas dalam karung.
Sumber Dinas Lingkungan Hidup Yogyakarta
|
Kompos
yang telah jadi dihaluskan menggunakan mesin dan dikemas dalam bungukusan
karung. Roso mengatakan pemanfaatan kompos yang telah jadi digunakan oleh pihak
yang membutuhkan seperti DLH dan dibagikan ke masyarakat secara gratis. Pada
DLH yang terkhususnya dibidang Ruang Terbuka Hijau.
![]() |
Kompos siap di distribusikan
Foto Oleh Rasa Setia Iman Santosa
|
Ada
kesan tersendiri ketika pertama kali saya bertemu dengan dirinya. Orangnya
ramah. bertanggung jawab, berhati sabar dan siap bekerja apa saja. Itu adalah
moto hidupnya. Dia juga menyapaikan sejarah hidupnya dalam mendapat pekerjaan
yang tetap. Dimana, dia mengatakan dia harus bekerja berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain.
“Awalnya saya kerja sebagai pembuat
amplop dari kertas bekas”, kata pria 40
tahun itu. , dia melanjutkan, memang
kerja tidak selalu berjalan mulus. tapi itulah adalah fondasi yang kuat
menjadikan saya seperti yang sekarang
Akhirnya
tulisan ini ditutup dengan pesan Rasa
Setia Iman Santosa.
“Kerja apa saja mau. Yang penting
enjoy. Kalau kita sudah enjoy pasti, yang terbaik akan datang”, katanya menutup
pembicaraan.
Rasa Setia Iman Santosa
TTL Bantul, 25 Mei 1967
Sejarah Pekerjaan
Tahun 1994-2000 kariawan
Pembangunan Desa (PMB)
Tahun 2000-2006 Staf alat dan pembekalan di Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Yogyakarta.
Tahun 2006-2009 Kepala Seksi Pengangkutan Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Yogyakarta
Tahun 2009-2012 kepala seksi Pembersihan di Badan Lingkungan
Hidup (BLH) Yogyakarta
Tahun 2012-2017 Kepala Seksi Pengurangan Sampah di
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Yogyakarta.
Comments
Post a Comment